REKOMENDASI BUKU #1

1. Sang Pangeran & Janissary Terakhir
Penulis | Salim Akhukum Fillah |
Jumlah halaman | 632 hlm. |
Penerbit | Pro-U Media |
Sinopsis:
Kyai Gentayu berjingkrak, menaikkan kaki depannya sambil meringkik riang dan sesekali melonjak. Surainya berkibar terentak selaras dengan tapak-tapaknya yang berkecipak. Dengan kepala mendongak, sang penunggang tetap dapat duduk tegak. Lelaki berperawakan tinggi lagi kacak itu tampak seperti sedang menari tandak, Gerak tubuhnya melenggak sesuai lenggok tunggangannya yang rancak. Di sekeliling kuda yang menjejak-jejak,, para pengawalnya seirama berlari hingga tombak-tombak di tangan mereka turut meliuk bagai Pusaran Ombak.
“Lihat Paman! Lihat sedulur sekalian!" seru Sang Pangeran yang tiba-tiba memutar kendali kudanya sambil mengacungkan tangan ke arah Puri dan Masjid yang dikerumuk api. "Kediaman kita telah terbakar!" Dan tiada lagi tersisa tempat bagi kita di atas Bumi ini! Maka mari kita semua mencari temapt untuk diri kita di sisi Gusti Allah!”
“Kami bersama Anda, Kangjeng Pangeran! Pejah gesang fi sabilillah!”, sambut para pengikut.
“Dan demikian pula kalian, para Janissary terakhir?”, tanyanya meminta penegasan disela ringkik Gentayu yang telah hendak berpacu namun dikekang.
“Tentu, Pangeran… Kita adalah kaum, yang apabila bumi menyempit bagi kita, maka langit yang akan meluas untuk kita! Hiyaaaa!”, seru Nurkandam Pasha sambil melecut kudanya. Sang Pangeran tersenyum mantap, dan sekali dia lepaskan kekang Gentayu, dua lompatan kuda itu senilai tiga kali loncatan kawanannya.
“Hiyaaa… Hiyaaa…”, serempak yang lain turut berpacu dan turangga-turangga terbaik dari Tergalreja itu berlari ke arah terbenamnya mentari sebelum membelok ke selatan menyusur tepian Kali Bedhog.
“Maktuub..!”, Katib Pasha yang ada di barisan belakang berbisik dengan memejam mata sambil mengusap surai tunggangannya dan menunduk khusyu’. Sejak senja yang gerah, Rabu 5 Dzulhijjah 1240 Hijriah, salah satu perang sabil paling berdarah di Nusantara itu telah pecah.
2. Muhammad Al-Fatih 1453
Penulis | Felix Y. Siauw |
Jumlah halaman | 320 hlm. |
Penerbit | Khilafah Press |
Sinopsis:
"Ada cara yang menyenangkan untuk mengubah kepribadian Anda agar menjadi selevel para ksatria Islam yang terpisah zaman dan waktu, bacalah sejarah."
Ini adalah kisah ketika dunia hanya mengenal dua wilayah, Barat dan Timur. Ini adalah persaingan antara dua negara; Imperium Romawi dan Khilafah Islam. Ini adalah cerita saat dunia terpolarisasi menjadi dua bagian; Kristen dan Islam. Ini adalah epik antara dua kekuasaan; Byzantium dan Utsmani.
Pada suatu masa ketika dunia hanya terbagi menjadi dua bagian, sudah menjadi kewajaran bagi Barat untuk menaklukkan Timur. Namun ada satu pemuda yang membalik semuanya dan menaklukkan sebagian besar Barat.
Pemuda yang mengukir namanya dalam sejarah emas dunia,dengan prestasi dan pencapaian yang tidak pernah ada pada masanya ataupun sebelumnya, prestasi yang jauh melebihi masanya.
Ini adalah salah satu pertempuran paling penting dalam sejarah Islam dan sejarah dunia. Pertempuran yang sangat berpengaruh pada relasi Kristen dan Islam. Serta panglima terbaik yang telah diramalkan oleh Rasulullah SAW.
3. Sungguh, Kau Boleh Pergi
Penulis | Tere Liye |
Jumlah halaman | 96 hlm. |
Penerbit | PT Gramedia Pustaka Utama |
Sajak by Tere Liye
Apalagi urusan perasaan
Cinta bisa berganti benci
Percaya memudar berganti kusam ragu
Pun komitmen menipis berubah jadi lupa
Tapi aku akan tetap di sini
Meyakini bahwa
Besok pagi, malam pun akan berganti siang
Mawar baru akan merekah ulang
Dan hujan berikutnya pasti kan datang
Kau sungguh boleh pergi