JAHE

Nama Latin | Zingiber officinale |
Penulis | Hakim, Luchman. (2015). Rempah dan Herba Kebun-Pekarangan Rumah Masyarakat : Keragaman, Sumber Fitofarmaka dan Wisata Kesehatan-Kebugaran. Yogyakarta : Diandra Creative. Dipetik 21 Januari 2025 |
Sumber Informasi | https://biologi.ub.ac.id/wp-content/uploads/2018/11/E-book-Rempah-Herba-Luchman-HAkim-2016.pdf |
Jahe adalah tanaman herba menahun yang berasal dari Cina Selatan dan kini dibudidayakan luas di daerah tropis, termasuk Indonesia. India merupakan produsen utama jahe dunia, dengan produksi mencapai 50% dari luas panen global. Di Indonesia, jahe ditanam sebagai tanaman tumpangsari.
Jahe memiliki banyak manfaat, terutama sebagai obat tradisional berkat sifat anti-inflamatori, carminative, dan anti-mikrobial. Kandungan gingerol dan zingerone dalam rimpangnya efektif meredakan nyeri, demam, diare, rematik, hingga migraine. Sebagai sumber antioksidan dengan kekuatan 14.840 µmol TE/100 g (ORAC), jahe juga digunakan dalam kuliner, seperti bumbu masak, minuman hangat, dan ginger wine. Dalam pengobatan Ayurweda, jahe dicampur madu dan jeruk untuk batuk, sakit tenggorokan, dan pencernakan. Jahe mudah dibudidayakan, menghasilkan hingga 20 ton/ha, dan menjadi tanaman bernilai ekonomi. Pengendalian hama dianjurkan menggunakan biopestisida alami seperti ekstrak daun sirsak.
Penulis deskripsi Jahe : Salwa Amalia Az-Zahirah kelas 11 D