Info Buku

Tahun 1985, merupakan tahun kedua Pelita IV yang dimulai 1 April ini akan dimasuki dengan perencanaan tahunan yang didukung alokasi dana yang dijamin pengeluarannya. Dalam tahun kedua Pelita IV kesulitan itu akan terasa makin berat karena perubahan cukup mendasar dalam struktur penerimaan negara, dan perdagangan luar negeri. Minyak bumi yang selama ini menjadi unggulan teratas dalam menunjang penerimaan negara dan devisa, mau tidak mau, lambat laun harus melepaskan keunggulan. 

Ditahun ini pula Presiden Soeharto menetapkan nama Prof. Dr.Ir. Sediyatmo untuk nama jalan bebas hambatan (jalan toll) yang menghubungkan Muara Karang dengan pelabuhan udara internasional Cengkareng sepanjang 13,5 km. Pemberian nama jalan Prof. Sediyatmo itu berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 38 tahun 1985 yang mulai berlaku 1 April 1985. Prof. Sediyatmo telah berjasa kepada nusa dan bangsa dan negara Indonesia serta usaha usahanya dalam mengembangkan ilmu pengetahuan terutama dalam bidang konstruksi sistem cakar ayam. 

Tahun 1986, Presiden Soeharto dalam amanatnya pada upacara memperingati Hari Kebangkitan Nasional 1986 (Harkitnas '86) yang dilangsungkan di Balai Sidang Senayan menegaskan, bahwa hanya dengan persatuan nasional kita akan berhasil membangun masa depan kita menuju cita-cita bangsa. Dalam kaitan tersebut Presiden lebih lanjut mengajak seluruh bangsa Indonesia, dalam suasana memperingati Hari Kebangkitan Nasional sekarang untuk memetik pelajaran berharga dari hari bersejarah ini, yakni semangat persatuan nasionalnya. 

Dalam tahun ini dibidang telekomunikasi, Indonesia meluncurkan Palapa B-2 Pengganti hal tersebut untuk mendukung keandalan SKSD (Sistem Komunikasi Satelit Domestik). Diharapkan Satelit Palapa B-2 Pengganti akan dapat mengganti tugas Satelit Palapa B-1, yang masa tugasnya segera habis. Dengan demikian, Satelit Palapa B-2 P, akan dapat segera mampu mengambil alih tugas Satelit B-1, jika satelit B-1 terjadi sesuatu dan tidak dapat berfungsi lagi.