Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto Dalam Berita Jilid 6 (1981-1982)

14 Ags 2024
Tabun 1981, pada bulan Mei 1981 Presiden Soeharto meresmikan Gedung Sekretariat ASEAN di Jalan Sisingamangaraja Kebayoran Baru, Jakarta. Gedung tersebut melambangkan tekad yang tidak tergoyahkan dari sekitar 250 juta rakyat dari lima Negara anggota ASEAN yaitu Indonesia, singapura, Thailand, Philipina dan Malaysia untuk bersatu padu. Peresmian ini bertepatan dengan 14 tahun deklarasi ASEAN
Tahun 1982, dunia dilanda resesi ekonomi. Hal ini berpengaruh terhadap pembangunan di Indonesia, meskipun tidak terlalu besar, karena proyek-proyek baik berskala besar maupun kecil tetap berjalan. Presiden meminta untuk bekerja lebih keras menghadapi kelesuan ekonomi dunia tersebut.
Selama menjalani dua kali Pelita, pendapatan per kapita rakyat Indonesia mencapai US$360 per tahun yang berarti empat kali lipat dari keadaan dimulainya pembangunan. Hal ini jugs berarti rakyat Indonesia berada diatas rata-rata garis kemiskinan (US$200 per tahun), meskipun belum bias dikatakan rakyat Indonesia sudah mencapai tingkat kesejahteraan yang memadai.
Gagasan pemberian gelar Bapak Pembangunan Nasional kepada Presiden Soeharto jijadikan isu politik dalam forum DPRRI pada 1 Oktober 1981. Usulan yang disampaikan dari berbagai kalangan mulai dari pemuka agama dan masyarakat, berbagai organisasi profesi, organisasi masyarakat hingga organisasi politik tidak dimaksudkan sebagai kultus individu, tetapi didorong oleh rasa ingin menghormati seseorang yang telah berprestasi dan berhasil membangun Indonesia.
Usulan lain yang disampaikan oleh sebagaian besar kalangan tersebut adalah agar MPR basil Pemilu 1982 mengangkat kembali Jenderal Soeharto menjadi Presiden RI untuk masa bhakti 1983 sampai dengan 1988.
Menanggapi usulan tersebut Presiden Soeharto mengatakan bersedia dipilih kembali menjadi Presiden kalau memang rakyat Indonesia menghendaki, sedangkan pemberian gelar Bapak Pembangunan Nasional, Pak Marto tidak ingin diperlakukan secara berlebih-lebihan karena tindakan ini justru tidak memberikan bimbingan yang sehat terhadap proses demokrasi.
ISBN | 978-979-9258-27-4 |
Penerbit | Antara Pustaka Utama |
Tahun Terbit | 2008 |
Bahasa | Bahasa Indonesia |
5 comments
Jonathom Doe
Delivered ye sportsmen zealously arranging frankness estimable as. Nay any article enabled musical shyness yet sixteen yet blushes. Entire its the did figure wonder off.
Kirim Komentar