Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto Dalam Berita Jilid 2 (1968-1971)

14 Ags 2024
Pada tahun 1968, Soeharto yang diangkat sebagai pejabat Presiden RI sejak tahun 1967, ditetapkan menjadi Presiden penuh pada Sidang Umum V MPRS, Maret 1968.
Pada tahun 1969, mulai dilakukan sosialisasi tentang Dwi Fungsi ABRI, yakni menetapkan fungsi sosial politik ABRI di luar fungsi pertahanan dan keamanan. Perlunya dwi fungsi ABRI itu karena dirasa penting untuk mendukung pelaksanaan pembangunan dan dwi fungsi tersebut sesuai dengan tradisi dan kebutuhan rakyat. Pada tahun ini pula dilaksanakan Sidang ke IV DPR-GR, yang salah satu agenda untuk mengesahkan 15 RUU menjadi UU. Salah satu RUU, yaitu RUU Pemilu pembahasannya macet dan memerlukan pembahasan lanjutan. Pada tahun 1969 juga mulai disosialisasikan rencana perampingan jumlah partai politik dan diupayakan partai politik berasaskan Pancasila.
Pada tahun 1970 mahasiswa kembali bergerak ke jalan menuntut pemerintah menindak pelaku-pelaku korupsi. Dalam pidato kenegaraan pada 16 Agustus 1970, Presiden Soeharto berjanji akan memimpin sendiri upaya pemberantasan korupsi. Sidang-sidang DPR-GR fokus pada penyusunan RUU Anti Korupsi, RUU Dwi Fungsi ABRI. Pada tahun 1970 dijatuhkan vonis hukuman penjara seumur hidup bagi Kapten Suradi, anak buah Kolonel Latief, yang menyusun peta strategi G30S/PKI. Pada tahun ini juga sejumlah tapol golongan C di bebaskan.
Pada tahun 1971, Menjelang Pemilu 1971 ada pertemuan 9 partai politik (parpol) dalam menanggapi rencana penyederhanaan struktur partai politik di Indonesia seperti diusulkan Presiden Soeharto, namun tidak berhasil mencapai suatu kesepakatan. Dalam kaftan restrukturisasi parpol itu, Partai Katolik setuju dibubarkan. Selama kampanye Pemilu 1971, ada sejumlah laporan adanya pemaksaan untuk masuk menjadi anggota Golkar. Pada Pemilu itu Golkar menang secara mutlak.
Setelah pemilu upaya penyederhanaan struktur parpol dilanjutkan dan Parpol sepakat atas usulan Presiden Soeharto mengenai struktur parpol yang terdiri atas dua parpol dan Golkar, sedangkan fraksi terdiri atas empat yakni fraksi Golkar, fraksi ABRI, fraksi Persatuan dais Pembangunan serta fraksi Demokrasi Pembangunan.
ISBN | 989-979-9258-23-6 |
Penerbit | Antara Pustaka Utama |
Tahun Terbit | 2008 |
Bahasa | Bahasa Indonesia |
5 comments
Jonathom Doe
Delivered ye sportsmen zealously arranging frankness estimable as. Nay any article enabled musical shyness yet sixteen yet blushes. Entire its the did figure wonder off.
Kirim Komentar