Asah Siswa Berpikir Kritis, MAN 3 Sleman Lakukan Penilaian Paper Hasil SL-PKT

13 Nov 2022
Sleman (MAN 3 Sleman) – Siswa/i kelas X MAN 3 Sleman akhir bulan lalu tepatnya Sabtu (29/10/2022) mengikuti Studi Lingkungan Pembelajaran Kontekstual Terpadu di Museum Manusia Purba Sangiran, Sragen, Jawa Tengah. Kegiatan tersebut merupakan salah satu bentuk implementasi dari Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) dalam Kurikulum Merdeka.
Kegiatan ini menggabungkan materi dari beberapa mata pelajaran seperti Sejarah, Kimia, Biologi, Geografi, Ekonomi, dan Sosiologi. Para siswa terjun langsung ke lokasi untuk mengamati atau observasi. Dibekali modul sebagai buku panduan, sebanyak 278 siswa belajar di Museum Sangiran Klaster Krikilan dan Museum Sangiran Klaster Dayu.
Dari observasi tersebut, para siswa wajib menyelesaikan penugasan sesuai mata pelajaran yang terkait. Selain itu, ada pula lomba paper, poster, fotografi, dan vlog. Rabu (09/11/2022) bertempat di ruang PSBB, para siswa mempresentasikan hasil papernya. Presenter yang tampil dibabak final ini merupakan hasil seleksi dari masing-masing Pembimbing Akademik.
Syaefulani, S.Ag., M.Pd, Musrin, M.A, dan Toni Poerwanti, S.Pd. hadir sebagai dewan juri. Penilaian dibagi dalam tiga sesi yang berlangsung dari pukul 08.00 – 14.30 WIB. Menurut dewan juri, lewat presentasi ini terlihat bahwa para siswa memiliki kemampuan berpikir yang kritis dan analitis.
“Di sini kita bisa melihat bahwa siswa/i kelas X sudah bisa berpikir kritis dan analitis. Penyampaian paper dan cara berdiskusi sudah bagus, hanya perlu dibenahi dibeberapa aspek agar lebih baik lagi,” terang Toni.
Paper yang disajikan mengusung tema tentang “Aku Manusia Keturunan Adam” dan “Manusia Menurut Teori Evolusi dalam Pandangan Kritis, Sosiologis, dan Religius”. Tema tersebut berhasil membuat audiens berpikir kembali mengenai asal usul manusia. Diskusi dan tanya jawab dari audiens dan dewan juri pun menambah suasana penilaian semakin hidup.
Presentasi ini bukan untuk mencari kesalahan atau menyudutkan suatu teori, namun sebagai wadah untuk sama-sama belajar dan menggali lebih banyak informasi. Faktanya, dari observasi yang dilakukan, para siswa mampu menganalisis dengan baik dan menghasilkan karya tulis. (est)