KENCUR

Nama Latin | Kaempferia galanga L. |
Penulis | Hakim, Luchman. (2015). Rempah dan Herba Kebun-Pekarangan Rumah Masyarakat : Keragaman, Sumber Fitofarmaka dan Wisata Kesehatan-Kebugaran. Yogyakarta : Diandra Creative. Dipetik 21 Januari 2025 |
Sumber Informasi | https://biologi.ub.ac.id/wp-content/uploads/2018/11/E-book-Rempah-Herba-Luchman-HAkim-2016.pdf |
Kencur merupakan terna kecil. Rimpang kencur terutama dipakai sebagai bahan masakan karena mempunyai aroma yang spesifik. Kencur tumbuh optimal pada ketinggian 200–600 meter di atas permukaan laut dengan curah hujan tahunan 2.000–3.000 mm. Tanaman ini membutuhkan 6–8 bulan basah dengan curah hujan di atas 100 mm per bulan dan 3–5 bulan kering dengan curah hujan di bawah 60 mm per bulan. Suhu udara ideal untuk pertumbuhan kencur berkisar antara 27°C–35°C, dengan tingkat kelembapan sedang dan intensitas penyinaran yang tinggi. Kondisi tersebut sangat mendukung perkembangan kencur, terutama di wilayah tropis dengan pola musim yang sesuai.
Kencur dimanfaatkan sebagai jamu tradisional (beras kencur). Menurut penelitian, kencur dapat menyembuhkan batuk, flu, sakit kepala, keseleo, radang lambung, memperlancar haid, radang telinga, membersihkan darah kotor, mata pegal, diare, masuk angin. Rimpang dipisahkan dari daun-daunan, dan kemudian dikering anginkan untuk disimpan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Rimpang kencur mengandung 4,14% pati, 13,73% mineral, dan 0,02% minyak atsiri yang terdiri dari sineol, asam metal kanil dan penta dekaan, asam cinnamic, ethyl aster, asam sinamic, borneol, kamphene, paracumarin, asam anisic, dan alkaloid.
Penulis deskripsi Kencur : Salwa Amalia Az-Zahirah kelas 11 D