Info Buku

Tahun 1994 adalah tahun ketika Indonesia mengalami krisis pangan. Kran impor beras mulai menjadi wacana yang hangat dibicarakan berbagai kalangan dan menjadi pertimbangan Presiden Soeharto, menyusul musim kemarau herkepanjangan yang menyebabkan gagal panen di sejumlah sentra produksi bens nasional.'Beras dari Thailand kemudian menjadi pilihan untuk mengatasi kelangkaan beras dalam negeri. 1mpor beras ini menuai kritik berbagai pihak sebab beras asal negeri Gajah Putih ini dibeli tidak dengan uang melainkan ditukar dengan pesawat buatan IPTN. 

Kemarau panjang juga mengakibatkan turunnya debit muka an sejumlah waduk-waduk dimana terdapat sejumlah pembangkit listrik tenaga air (PLTA). Akiliatnya terjadilah kekurangan pasokan listrik dari PLN. Namun, dampak baiknya adalah PLN mulai menyadari bahwa tenaga air dan minyak bumi tidak lagi menjadi sandaran sumber energi primer, PLN pun berpaling ke energi pembangkitan yang lain seperti panas bumi, batubara, dan gas. 

Yang patut membanggakan pada 1994 adalah keberhasilan para pebulutangkis Indonesia menyandingkan Piala Thomas clan Uber dan memboyongnya ke Tanah Air. Prestasi ini sedikit menghibur rakyat tanah air yang sedang dirundung krisis setelah swasembada beras tak lagi bisa dicapai. 

Pertemuan APEC atau kerjasama ekonomi negara-negara Asia-Pasifik menjadi penutup akhir tahun 1994. Pertemuan yang digelar di Bogor pada bulan November, berhasil menampakkan peran Indonesia di dunia. Hasilnya, "memaksa" negara-negara maju merestrukturisasi hutang negara-negara berkembang yang terpuruk akibat berbagai bencana. APEC juga menyepakati pemberlakuan perdagangan bebas pada 2010 untuk negara-negara maju dan 2020 untuk di negara-negara berkembang.