Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto Dalam Berita Jilid 10 (1988)

14 Ags 2024
Tabun 1988 peristiwa politik terpenting adalah Sidang Umum MPR IV setelah Orde Baru, dengan sejumlah agenda terutama pemilihan Presiden dan Wakil Presiden. Tidak seperti sejumlah Sidang Umum sebelumnya dimana calon Presiden dan Wakil Presiden hanya satu paket, pada Sidang Umum kali ini muncul wacana barn dimana calon Wakil Presiden terdiri dari dun orang, yaitu HJ Naro (Ketua Umum DPP Partai Persatuan Pembangunan) yang diusung oleh Fraksi, Partai ,Persatuan dan Sudharmono (Ketua Umum DPP Golongan Karya) yang diusulkan oleh Fraksi Karya Pembangunan (FKP) dan Fraksi Utusan Daerah (FUD) yang didukung oleh Fraksi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (FABRI) dan Fraksi Partai Demokrasi Indonesia (FPDI).
Sempat terjadi kemelut politik dimana HJ Naro diniinta mundur oleh sejumlah kalangan dan memberi jalan bagi Sudharmono agar proses pemilihan Wakil Presiden dapat terlaksana secara mufakat 100 persen, namun HJ Naro tidak bersedia mundur. Akhirnya yang terpilih menjadi Wakil Presiden mendampingi Presiden Soeharto untuk periode 1988-1993 adalah Sudharmono. Menurut salah seorang Ketua DPP PPP saat itu, Darussamin, pencalonan HJ Naro itu merupakan "variasi" politik di kancah perpolitikan nasional Indonesia.
ISBN | 978-979-9258-31-1 |
Penerbit | Antara Pustaka Utama |
Tahun Terbit | 2008 |
Bahasa | Bahasa Indonesia |
5 comments
Jonathom Doe
Delivered ye sportsmen zealously arranging frankness estimable as. Nay any article enabled musical shyness yet sixteen yet blushes. Entire its the did figure wonder off.
Kirim Komentar