Presenter TVRI tersebut membagikan kisah perjalanan karirnya yang dimulai sejak duduk di bangku Sekolah Dasar. Mas Ferry memang gemar membaca, berani mencoba tampil sebagai MC ulang tahun, senang mengunjungi perpustakaan, membaca buku-buku berbagai genre, ditambah lagi dapat bertemu dengan komunitas gemar membaca. Hal-hal seperti ini yang kemudian semakin memupuk impiannya sebagai seorang penyiar.
Sementara di era saat ini, media online telah menguasai berbagai lini kehidupan. Kemudahan mengakses berbagai informasi melalui gadget perlahan menyingkirkan eksistensi media cetak. Hal ini menuntut para pembaca untuk lebih pandai dalam memfilter informasi agar terhindar dari hoax. Mas Ferry menyebutkan, apabila saat ini para siswa masih ada yang gemar membaca buku, itu merupakan sesuatu yang hebat. Karena sejatinya membaca itu membosankan, tidak mudah bagi setiap orang melakukannya. Sehingga dibutuhkan motivasi dan trik khusus untuk bertahan saat membaca sebuah buku.
Mas Ferry terus memotivasi para audiens bahwa membaca tidak akan pernah merugikan kita. Banyak manfaat yang bisa diambil dari suatu bacaan, karena setiap buku tentu menyimpan sebuah value. Duta Baca DIY ini mengusung semangat “baca, bicara, berdaya”. Menurutnya, ketiga unsur tersebut saling berkaitan. “Ketika seseorang berbicara, namun tidak pernah membaca itu sama saja tidak ada muatannya. Dari membaca, kemudian mampu berbicara mengutarakan informasi yang diperoleh kepada orang lain kemudian lawan bicara pun menjadi ikut membaca, berdaya, dan terinspirasi.” ungkapnya.
Terakhir, pada sesi pengumuman Best Reader Mayoga 2021, mas Ferry memberikan quote untuk membangkitkan semangat literasi para siswa. “Sejatinya, setiap diri kita adalah Duta Baca, walau tanpa harus mengenakan selempang.” pungkas Ferry Anggara yang turut bangga pada karya siswa MAN 3 Sleman. (est)