Peringati Hari Buku Sedunia, MBL MAN 3 Sleman Laksanakan Temu Tokoh Penulis Buku

25 Jun 2021
Sleman (MAN 3 Sleman)—Dalam rangka memperingati Hari Buku Sedunia atau World Book Day yang jatuh setiap tanggal 23 April, Mayoga Books Lover (MBL) MAN 3 Sleman berkesempatan melaksanakan temu tokoh penulis buku dan bincang santai bersama Ust. Fatan Fantastic, penulis buku-buku best seller pada Jumat (23/4/2021) di Panti Asuhan dan Pondok Pesantren Rumah Sajada Yogyakarta.
Dengan mengusung tema “Ramadhan dan Semangat Membaca”, peringatan Hari Buku Sedunia tahun ini oleh Perpustakaan Mayoga dipusatkan di Panti Asuhan dan Pondok Pesantren Rumah Sajada yang beralamat di Wirokraman Sidokarto Godean Sleman dengan berbagai rangkaian kegiatan, tentu dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan Covid-19.
Dipandu oleh Atin Nur Fauziyah dan Intan Hartantina, keduanya merupakan anggota MBL yang berdomisili di Jogja, kegiatan bincang santai bersama Ustadz Fatan ini pun terasa lebih terarah. Keduanya mencoba mengulik pengalaman Ustadz Fatan seputar pengalamannya dalam dunia tulis menulis, membaca, dan perbukuan.
Mengawali perbincangan, Ustadz Fatan mengakui bahwa sejak di bangku Sekolah Dasar (SD) ia telah menyukai pelajaran Bahasa Indonesia, terutama kalau sudah ditugasi untuk mengarang. Pada prinsipnya pria penulis buku “Enak Bener Jadi Orang Pinter” ini pun mengaku sangat senang dengan cerita menggunakan tulisan. Dan berawal dari itulah kecintaannya pada dunia tulis menulis menjadi semakin besar, bahkan cita-citanya untuk memiliki buku sendiri pun ternyata telah tertanam sejak di kelas 4 SD.
“Bapak Ibu saya senang membaca, sehingga ketika pulang dari bepergian biasanya selalu membawakan buku untuk saya. Karena senang menulis itulah, saya kira nyambung dengan kesukaan dan kegemaran saya dalam membaca. Ada yang menggambarkan bahwa orang yang suka menulis itu seperti memiliki gelas, dan kemudian gelasnya itu penuh oleh air sehingga airnya menjadi luber-luber. Nah seperti itulah, orang yang banyak membaca pasti ingin nulis, karena kalau tidak dituangkan dalam tulisan, maka apa yang diketahuinya akan luber,” kata pria yang juga menjadi salah satu pendiri dan pengasuh Rumah Sajada ini mengawali ceritanya.
“Menulis itu seperti halnya mengeluarkan harapan. Ketika sedang menulis, kita sedang menuangkan ide, gagasan, dan solusi kita kepada orang lain. Sehingga seakan-akan kita hidup dengan penuh harapan yang lebih tinggi, berharap bahwa tulisan kita bermanfaat bagi pembacanya, dan berharap akan ada masukan yang lebih baik dari pembaca dan senior kita. Dengan adanya masukan-masukan itu justru sangat mengasyikkan bagi saya, itu artinya buku kita benar-benar dibaca. Sebagai penulis, jangan Ge-Er, kalau tidak ada masukan dan kritikan, karena jangan-jangan buku kita tidak dibaca,” lanjut pria jebolan Fakultas Psikologi ini.
Di sela-sela perbincangan, Ustadz Fatan pun banyak berbagi tips dalam menulis. Menurut pria rendah hati ini, setidaknya ada lima hal yang perlu dilakukan dalam menulis, sehingga proses dan hasilnya pun akan lebih exited. Diantaranya adalah luruskan niat, tentukan tujuan, membuat struktur tulisan, membuat target, dan mendiskusikan hasil tulisan dengan orang lain sesuai dengan isi tulisan tersebut.
Berdurasi selama 36 menit, perbincangan dengan pemilik nama asli Muhammad Fatan Ariful Ulum ini pun sangat memukau, sangat berbobot. Hingga di akhir perbincangan, pria penulis buku best seller “Bikin Belajar Selezat Coklat” tersebut pun memberikan pesan bagi generasi milenial untuk terus membangun kecintaan terhadap belajar, membangun cita-cita yang tinggi, sadar akan pentingnya ilmu, bersahabat dengan buku, dan sediakan waktu yang banyak untuk dapat menguasai dalam bidang tertentu yang diinginkan.
“Membaca buku, membantu agar kemampuan otak kita ini tetap terjaga dan sehat. Membaca juga dapat membantu kita memiliki daya ingat yang bagus dan terhindar dari kepikunan. Otak yang senangnya hanya melihat saja, semisal melihat HP saja atau film, maka otak akan mengalami pendangkalan. Dan obatnya salah satu diantaranya adalah membaca buku teks, terutama yang tidak bergambar sehingga dapat membantu kita untuk berimajinasi,” tegas Ustadz Fatan sebelum mengakhiri bincang santainya.
“Kalau kita berharap bangsa Indonesia ini menjadi negara yang kuat, dengan generasi mudanya yang sehat fisik dan sehat wawasan, maka membacalah. Namun jangan asal baca, membacalah buku-buku yang bergizi dan bernutrisi tinggi,” pesan Ustadz Fatan di akhir perbincangan. (rta)