Jam Buka Layanan Perpustakaan MAN 3 Sleman Lampaui SNP Perpustakaan

25 Jun 2021
Sleman (MAN 3 Sleman)—Pada umumnya, jam buka layanan di sebuah perpustakaan sekolah/madrasah menyesuaikan jam sekolah/madrasahnya masing-masing. Begitu Kegiatan Belajar Mengajar (KMB) usai, perpustakaan pun ikut tutup. Sehingga layanan hanya terbatas pada jam istirahat saja. Lalu, kapan pemustaka, sebutan untuk pengguna perpustakaan akan dapat memanfaatkan layanan perpustakaan? Karena saat jam istirahat telah mereka gunakan untuk berbagai macam keperluan lainnya.
Bersyukur, kondisi seperti ini tidak ditemukan di Perpustakaan MAYOGA, demikian sebutan untuk Perpustakaan MAN 3 Sleman. Karena sejak 19 tahun silam, Perpustakaan MAYOGA telah beristiqomah untuk memberikan layanan sore hari hingga pukul 16.30 WIB di setiap harinya. Seperti terlihat pada Rabu (13/11) sore, suasana Perpustakaan MAYOGA selalu riuh oleh para pemustaka dengan berbagai kepentingan.
Seperti yang diceritakan oleh Rita Susanti, Pustakawan MAYOGA bahwa saat sore hari Perpustakaan MAYOGA selalu ramai. “Ada banyak kepentingan yang terselesaikan di perpustakaan. Seperti meminjam buku, mengerjakan tugas, rapat organisasi, kegiatan ekstrakurikuler, mencari wi-fi, menunggu jemputan, atau bahkan sekedar nongkrong. Dan mereka betah banget di perpustakaan” terang Rita.
Sementara itu, Dra. Khusnul Daroyah, Kepala Perpustakaan dalam sebuah kesempatan wawancara pada Kamis (14/11) menuturkan bahwa setiap harinya, jam buka layanan Perpustakaan MAYOGA dimulai pada pukul 07.00 dan berakhir pukul 16.30 WIB. “Sehingga total jumlah jam layanan kami ada 9,5 jam per hari, dan 57 jam per minggu. Yang mana jumlah ini telah jauh melampaui jumlah standar layanan di Standar Nasional Perpustakaan (SNP) yang hanya memberikan batas minimum 8 jam per harinya” tegas Khusnul.
Lebih lanjut Khusnul menjelaskan bahwa layanan sore hari ini merupakan salah satu langkah sakti Perpustakaan MAYOGA dalam meningkatkan minat baca pemustaka, terutama siswa. Disamping itu, layanan ini dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan pemustaka. “Itulah komitmen kami untuk menuju layanan prima MAYOGA,” harap Khusnul sebelum wawancara berakhir. (Rta)